DAFTAR ISI
|
Halaman
|
KATA PENGANTAR
.............................................................................
|
I
|
DAFTAR ISI
...........................................................................................
|
ii
|
BAB I
|
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
.................................................................
B.
Rumusan Masalah
............................................................
C.
Tujuan ..............................................................................
|
1
2
2
|
BAB II
|
PEMBAHASAN
A.
Mekanika Kuantum Atom Hidrogen .................................
B.
Persamaan Schrodinger .....................................................
C.
Model Atom Mekanika Kuantum
....................................
D.
Bilangan Kuantuk Utama..................................................
E.
Bilangan Kuantum Orbital.................................................
F.
Bilangan Kuantum Magnetik.............................................
G.
Bilangan Kuantum Spin
...................................................
H.
Efek Zeeman
....................................................................
|
3
4
8
9
10
11
11
13
|
BAB III
|
PENUTUP
A.
Kesimpulan .......................................................................
B.
Saran .................................................................................
|
15
15
|
DAFTAR PUSTAKA
|
17
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pada tahun 1913 Neils
Bohr pertama kali mengajukan teori kuantum untuk atom hydrogen. Model ini merupakan transisi
antara model mekanika klasik dan mekanika gelombang. Karena pada prinsip fisika
klasik tidak sesuai dengan kemantapan hidrogen atom yang teramati.
Mekanika kuantum adalah
cabang dasar fisika yang menggantikan mekanika klasik pada
tataran atom dan subatom. Ilmu ini memberikan
kerangka matematika untuk berbagai
cabang fisika dan kimia, termasuk fisika atom, fisika
molekular, kimia komputasi, kimia kuantum, fisika partikel,
dan fisika nuklir. Mekanika kuantum adalah bagian dari teori medan
kuantum dan fisika kuantum umumnya, yang, bersama relativitas
umum, merupakan salah satu pilar fisika modern. Dasar dari mekanika kuantum
adalah bahwa energi itu tidak kontinyu, tapi diskrit berupa paket atau kuanta. Konsep ini cukup
revolusioner, karena bertentangan dengan fisika klasik yang berasumsi bahwa
energi itu berkesinambungan.
Pada
tahun 1925 Erwin Schroedinger mengajukan suatu teori, Mekanika Kuantum, yang
mana lebih menyeluruh tentang gejala yang bersumber pada proses atom dan
sub-atom. Perbedaan pokok antara mekanika Newton (klasik) dengan mekanika
kuantum terletak pada cara menggambarkannya. Dalam mekanika klasik, masa depan
partikel telah ditentukan oleh kedudukan awal, momentum awal serta gaya-gaya
yang beraksi padanya. Dalam dunia makroskopik kuantitas seperti ini dapat
ditentukan dengan ketelitian yang cukup sehingga mendapatkan ramalan mekanika
Newton yang cocok dengan pengamatan. Dalam mekanika kuantum ketentuan tentang
karakteristik masa depan seperti mekanika Newton tidak mungkin diperoleh,
karena kedudukan dan momentum suatu partikel tidak mungkin diperoleh dengan
ketelitian yang cukup.
Oleh
Karena itu, Mekanika kuantum modern lahir untuk mengembangkan mekanika
matriks dan Erwin Schrödinger menemukan mekanika
gelombang dan persamaan Schrödinger.
B.
Rumusan
Masalah
Dari uraian di atas, adapun rumusan
masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
bentuk persamaan schrodinger dalam mekanika atom hidrogen?
2. Bagaimana
Peranan bilangan kuantum dalam atom hidrogen?
3. Apa
konstribusi dari efek Zeamen dalam pengembangan mekanika atom hidrogen?
C.
Tujuan
Adapun tujuan drai makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui persamaan schrodinger dalam mekanika atom hidrogen
2. Untuk
menegetahui Peranan bilangan kuantum dalam atom hidrogen?
3. Untuk
mengetahui fungsi dari efek Zeamen dalam pengembangan mekanika atom hidrogen?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Mekanika
Kuantum Atom Hidrogen
Pada tahun 1900, Max Planck memperkenalkan ide bahwa
energi dapat dibagi-bagi menjadi beberapa paket atau kuanta. Ide ini secara
khusus digunakan untuk menjelaskan sebaran intensitas radiasi yang dipancarkan
oleh benda hitam. Pada tahun 1905, Albert Einsteinmenjelaskan efek
fotoelektrik dengan menyimpulkan bahwa energi cahaya datang dalam bentuk
kuanta yang disebut foton. Pada tahun 1913, Niels
Bohr menjelaskan garis spektrumdari atom hidrogen, lagi dengan
menggunakan kuantisasi. Pada tahun 1924, Louis de Broglie memberikan
teorinya tentang gelombang benda.
Teori-teori di atas, meskipun sukses, tetapi
sangat fenomenologikal tidak ada
penjelasan jelas untuk kuantisasi. Mereka dikenal sebagai teori kuantum lama. Heisenberg merumuskan prinsip
ketidakpastiannya pada tahun 1927, dan
interpretasi Kopenhagen terbentuk dalam waktu yang hampir bersamaan.
Pada 1927, Paul Dirac menggabungkan mekanika kuantum
dengan relativitas khusus. Dia juga membuka penggunaan teori operator,
termasuk notasi yang berpengaruh. Pada tahun 1932, Neumann
Janos merumuskan dasar matematika yang kuat untuk mekanika kuantum sebagai
teori operator.
Bidang kimia kuantum dibuka oleh Walter
Heitler dan Fritz London, yang mempublikasikan penelitian ikatan
kovalen dari molekul hidrogen pada tahun 1927. Kimia
kuantum beberapa kali dikembangkan oleh pekerja dalam jumlah besar, termasuk
kimiawan Amerika Linus Pauling.
Berawal pada 1927, percobaan dimulai untuk menggunakan mekanika
kuantum ke dalam bidang di luar partikel satuan, yang menghasilkan teori
medan kuantum. Pekerja awal dalam bidang ini termasuk Dirac, Wolfgang
Pauli, Victor Weisskopf dan Pascaul Jordan. Bidang riset area
ini dikembangkan dalam formulasi elektrodinamika
kuantum oleh Richard Feynman,Freeman Dyson, Julian Schwinger,
dan Tomonaga Shin’ichirō pada tahun 1940-an. Elektrodinamika
kuantum adalah teori kuantum elektron, positron, dan Medan
elektromagnetik, dan berlaku sebagai contoh untuk teori kuantum berikutnya.
Penjelasan tentang struktur atom yang lebih lengkap diperlukan untuk
mengetahui struktur yang lebih detil tentang elektron di dalam atom. Model atom
yang lengkap harus dapat menerangkan misteri efek Zeeman dan sesuai untuk atom
berelektron banyak. Dua gejala ini tidak dapat diterangkan oleh model atom
Bohr.
B.
Persamaan Scrodinger
Persaman Schrodinger untuk atom Hidrogen tidak lain adalah persamaan Schrodinger untuk
sebuah partikel yang berupa elektron yang bergerak dalam medan potensial
Coulomb yang dihasilkan oleh gaya tarik-menarik antara elektron dengan inti,
maka massa partikel tersebut sebenarnya merupakan massa sistem proton-elektron
yang tereduksi, yaitu
. Karena m
=1836 m
, maka dalam prakteknya biasanya menggunakan massa
elektron saja karena antara m dan me selisihnya sangat kecil. Untuk
penyerdahanaan pembahasan, proton diasumsikan diam di pusat koordinat dan
elektron bergerak mengelilinginya di bawah pengaruh medan atau gaya coloumb.
me
|
mp
|
y
|
x
|
z
|
θ
|
j
|
r
|
Gambar 1.1 Posisi relatif antara
proton dan elektron
|
dan energi potensial sebuah elektron yang berjarak r
dari inti
V(r)=
(2.2)
Dengan
demikian persamaan schrodinger untuk atom hidrogen dapat dituliskan sebagai
(2.3)
mengingat
sistem atom hidrogen memiliki simetri bola, penyelesaian pers. Schrodinger menjadi lebih sederhana bila oprator
disajikan dalam
koordinat bola. Di dalam koordinat bola
, persamaan 6.3 menjadi
karena
Penentuan
fungsi gelombang dan tingkat energi dari PS persamaan (2.3), dapat dilperoleh dengan menyelesaikan pers (2.4) dengan metode
pemisahan variabel
sebagai berikut
Bila
persamaan (6.5) disubstitusikan ke dalam
persamaan (2.4)
dan kemudian dikalikan
maka
pers (2.4)
menjadi
(2.6a)
Dengan mendiferensialkan secara parsiel pers (2.6a) diperoleh
dan
bila pers (2.6b) dibagi dengan
maka diperoleh
Atau
Dapat dilihat
pada persamaan 2.7 bahwa suku pertama dan keempat hanya bergantung jari-jari r, suku kedua
dan ketiga hanya bergantung sudut
dan
, maka kemudian suku yang hanya merupakan fungsi r
saja dipisahkan dari suku yang merupakan fungsi sudut saja.
Pada
pers (2.7a)
dapat dilihat bahwa kedua ruas mempunyai variabel yang berbeda tetapi keduanya
identik, maka msing-masing ruas harus sama dengan konstanta, misalnya l dan bila kedua ruas dipisahkan maka diperoleh dua pers
diferensial orde dua fungsi radial dan sudut, yaitu
atau
Dengan substitusi
variable yang sesuai pada persamaan (2.8) akan diperoleh PD.
Fungsi Laguerre. Sedangkan suku yang hanya mengandung sudut
dan
dapat dinyatakan sebagai
berikut:
setelah
dikalikan dengan sin
, persamaan
(6.9a) menjadi
Pada
persamaan (2.9b) dapat dilihat bahwa ada bagian yang hanya bergantung pada sudut azimut
dan bagian yang
bergantung pada
saja sehingga
kedua variabel tersebut dapat
dipisahkan seperti pada persamaan (2.7a) dan suku tengah yang merupakan fungsi azimut saja
dimisalkan sama dengan konstanta -
, yaitu.
atau
= 0 (2.10b)
dan
atau setelah dikalikan
diperoleh
Dengan demikian, persamaan (2.4) dipisahkan menjadi tiga
persamaan deferensial orde dua yang hanya bergantung pada satu variabel saja,
dan kemudian kita tentukan solusi masing-masing persamaan tersebut.
C.
Model
Atom Mekanika Kuantum
Penjelasan tentang struktur atom yang lebih
lengkap diperlukan untuk mengetahui struktur yang lebih detil tentang elektron
di dalam atom. Model atom yang lengkap harus dapat menerangkan misteri efek
Zeeman dan sesuai untuk atom berelektron banyak
Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunakan untuk menjelaskan
gerak elektron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi
gelombang untuk elektron. Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut
model atom mekanika kuantum. Posisi dan keberadaan elektron di dalam atom
dinyatakan sebagai peluang terbesar elektron di dalam atom
Demi mendapatkan penjelasan yang
lengkap dan umum dari struktur atom, prinsip dualisme gelombang-partikel
digunakan. Di sini gerak elektron digambarkan sebagai sebuah gejala gelombang.
Persamaan dinamika Newton yang sedianya digunakan untuk menjelaskan gerak
elektron digantikan oleh persamaan Schrodinger yang menyatakan fungsi gelombang
untuk elektron. Model atom yang didasarkan pada prinsip ini disebut model atom
mekanika kuantum.
Persamaan
Schrodinger untuk elektron di dalam atom dapat memberikan solusi yang dapat
diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk tiga parameter yang berbeda
yang menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga bilangan kuantum ini adalah
bilangan kuantum utama, orbital, dan magnetik
posisi dan
keberadaan elektron di dalam atom dinyatakan sebagai peluang terbesar elektron
di dalam atom
D.
Bilangan
Kuantum Utama
Dalam model
atom Bohr, elektron dikatakan berada di dalam lintasan stasioner dengan tingkat
energi tertentu. Tingkat energi ini berkaitan dengan bilangan kuantum utama
dari elektron. Bilangan kuantum utama dinyatakan dengan lambang n sebagaimana
tingkat energi elektron pada lintasan atau kulit ke-n. untuk atom
hidrogen, sebagaimana dalam model atom Bohr, elektron pada kulit ke-n memiliki
energi sebesar
Adapun untuk atom berelektron banyak
(terdiri atas lebih dari satu elektron), energi elektron pada kulit ke-n adalah
Dimana Z adalah
nomor atom. Nilai-nilai bilangan kuantum utama nadalah bilangan
bulat mulai dari 1.
n = 1,
2, 3, 4, ….
Bisa dikatakan bahwa bilangan
kuantum utama berkaitan dengan kulit elektron di dalam atom. Bilangan kuantum
utama membatasi jumlah elektron yang dapat menempati satu lintasan atau kulit
berdasarkan persamaan berikut.
Jumlah maksimum elektron pada kulit
ke-n adalah 2n2
E. Bilangan Kunatum Azimut
(Orbital)
Elektron
yang bergerak mengelilingi inti atom memiliki momentum sudut. Efek Zeeman yang
teramati ketika atom berada di dalam medan magnet berkaitan dengan orientasi
atau arah momentum sudut dari gerak elektron mengelilingi inti atom.
Terpecahnya garis spektum atomik menandakan orientasi momentum sudut elektron
yang berbeda ketika elektron berada di dalam medan magnet.
Tiap
orientasi momentum sudut elektron memiliki tingkat energi yang berbeda.
Meskipun kecil perbedaan tingkat energi akan teramati apabila atom berada di
dalam medan magnet. Momentum sudut elektron dapat dinyatakan sebagai
Dimana
Bilangan l disebut
bilangan kuantum orbital. Jadi, bilangan kuantum orbital l menentukan
besar momentum sudut elektron. Nilai bilangan kuantum orbital l adalah
l = 0,
1, 2, 3, … (n – 1)
misalnya, untuk n =
2, nilai l yang diperbolehkan adalah l = 0
dan l = 1.
F.
Bilangan
Kuantum Magnetik
Momentum
sudut elektron L merupakan sebuah vektor. Jika vektor momentum
sudut L diproyeksikan ke arah sumbu yang tegak atau sumbu-z
secara tiga dimensi akan didapatkan besar komponen momentum sudut arah sumbu-z
dinyatakan sebagai Lz. bilangan bulat yang berkaitan
dengan besar Lz adalah m. bilangan ini disebut
bilangan kuantum magnetik. Karena besar Lz bergantung
pada besar momentum sudut elektron L, maka nilai m juga
berkaitan dengan nilail.
m = −l,
… , 0, … , +l
misalnya, untuk nilai l =
1, nilai m yang diperbolehkan adalah −1, 0, +1.
G.
Bilangan
Kuantum Spin
Bilangan
kuantum spin diperlukan untuk menjelaskan efek Zeeman anomali. Anomali ini
berupa terpecahnya garis spektrum menjadi lebih banyak garis dibanding yang
diperkirakan. Jika efek Zeeman disebabkan oleh adanya medan magnet eksternal,
maka efek Zeeman anomali disebabkan oleh rotasi dari elektron pada porosnya.
Rotasi atau spin elektron menghasilkan momentum sudut intrinsik elektron.
Momentum sudut spin juga mempunyai dua orientasi yang berbeda, yaitu spin atas
dan spin bawah. Tiap orientasi spin elektron memiliki energi yang berbeda tipis
sehingga terlihat sebagai garis spektrum yang terpisah.
garis spektra atom yang terpisah di
dalam medan magnet berasal dari spin elektron
Spin elektron diwakili oleh bilangan
kuantum tersendiri yang disebut bilangan kuantum magnetik spin (atau biasa
disebut spin saja). Nilai bilangan kuantum spin hanya boleh satu dari dua nilai
+½ atau −½. jika ms adalah bilangan kuantum spin,
komponen momentum sudut arah sumbu-z dituliskan sebagai
Sz = msћ
Dimana
Spin ke atas dinyatakan dengan
Spin ke bawah dinyatakan dengan
H.
Efek Zeeman
Efek Zeeman adalah gejala tambahan garis-garis spektrum jika atom-atom
tereksitasi diletakan dalam medan magnet (terpecahnya garis spektral oleh medan
magnetik). Efek Zeeman, nama ini diambil dari nama seorang fisikawan Belanda
Zeeman yang mengamati efek itu pada tahun 1896.
Spektrum
garis atomik teramati saat arus listrik dialirkan melalui gas di dalam sebuah
tabung lecutan gas. Garis-garis tambahan dalam spektrum emisi teramati jika atom-atom
tereksitasi diletakkan di dalam medan magnet luar. Satu garis di dalam spektrum
garis emisi terlihat sebagai tiga garis (dengan dua garis tambahan) di dalam
spektrum apabila atom diletakkan di dalam medan magnet. Terpecahnya satu garis
menjadi beberapa garis di dalam medan magnet dikenal sebagai efek Zeeman.
pemisahan garis spektrum atomik di
dalam medan magnet
Efek Zeeman
tidak dapat dijelaskan menggunakan model atom Bohr. Dengan demikian, diperlukan
model atom yang lebih lengkap dan lebih umum yang dapat menjelaskan efek Zeeman
dan spektrum atom berelektron banyak. Dalam medan magnetik, energi keadaan
atomik tertentu bergantung pada harga ml seperti juga pada n.
Keadaan dengan bilangan kuantum total n terpecah menjadi beberapa sub-keadaan
jika atom itu berada dalam medan magnetik, dan energinya bisa sedikit lebih
besar atau lebih kecil dari keadaan tanpa medan magnetik. Gejala itu menyebabkan
“terpecahnya” garis spektrum individual menjadi garis-garis terpisah jika atom
dipancarkan ke dalam medan magnetik, dengan jarak antara garis bergantung dari
besar medan itu.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Adapun
Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bentuk
persamaan schrodinger pada atom hidrogen yaitu
Digunakan untuk memecahkan persoalan numerik
rumit dalam pembentukan atom hidrogen.
2. Peranan
bilangan kuantum dalam Persamaan Schrodinger untuk elektron di dalam atom dapat
memberikan solusi yang dapat diterima apabila ditetapkan bilangan bulat untuk
tiga parameter yang berbeda yang menghasilkan tiga bilangan kuantum. Ketiga
bilangan kuantum ini adalah bilangan kuantum utama, orbital, dan magnetik.
3. Fungsi efek
zeeman yaitu menyemburkan cahaya spektrum dari tunggal menjadi spektrum cahaya
yang terhambur.
B.
Saran
Adapun
saran yang dapat kami berikan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dalam
mempelajari teori kuantum atom hidrogen dituntut untuk menguasai persoalan
matematika yang rumit, karena teori ini sangat rumit diselesaikan dengan konsep
matematika dasar.
2.
Kami sadar bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi
penulisan maupun dari segi pemilihan kata. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar kiranya makalah ini dapat
dijadikan sebagai bahan refrensi yang relevan.
DAFTAR PUSTAKA
Desai, Candrakant S. 1988. Dasar-Dasar Metode Elemen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
John Gribbin, 1999. Fisika Modern. Jakarta: Penerbit Erlangga
Sears and zemansky. 2001. Fisika Universitas. Edisi kesepuluh,
jilid I. Jakarta; Penerbit Erlangga.
Http// ModelAtom/MekanikaKuantum/AktiFisika.htm
Http://www.science.gmu.edu/~jbrugion/RTF/qm1.htm
(tanggal 19 Nov. 2004)